ULANGAN 6 : 4 (ALLAH ITU ESA)

Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! [Ul. 6:4]
Ayat itu tidak tertulis: �TUHAN itu Allah tritunggal, TUHAN, yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus itu tiga dalam satu!� Ayat ini menyebutkan bahwa Tuhan itu esa. Lalu bagaimana caranya mereka menafsirkannya menjadi �tiga dalam satu�? Jelaslah, mereka menafsirkannya bukan berdasarkan budaya orang Israel dan keyakinan tauhid yang dianut bangsa Israel. Mereka menafsirkannya berdasarkan hawa nafsu orang-orang Roma dan Yunani yang suka menyembah berhala. Maka mereka pun tersesat dari jalan lurus.
Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur�an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. [QS. Al-Maidah: 48]
Katakanlah: �Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.� Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas. [QS. Al-Maidah (5): 77]
Bagaimanakah keyakinan yang dianut oleh orang Yunani? Mereka yakin bahwa Baachus, Tuhan mereka, adalah anak dari perawan Demeter, lahir tanggal 25 Desember, anak Dewa Yupiter. Berdasarkan data itu mereka menyifati Yesus. Padahal Yesus lahir di bulan Ilul, di musim panas. Jika benar Yesus lahir di bulan Desember, di musim dingin, lalu mengapa para penggembala menggembalakan kambingnya di malam hari dan dapat melihat bintang saat kelahiran Yesus? Para penggembala menggembalakan kambing mereka di malam hari disebabkan saat itu adalah bulan Ilul, musim panas. Agar tidak terlalu panas, mereka menggembalakan kambing mereka di malam hari. Di daerah itu ada gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam. [Lukas 2:8]
Dan dalam Alkitab Terjemahan Lama, ayat Ulangan 6:4 ini tertulis: “Dengarlah olehmu, hai Israel! sesungguhnya Hua, Allah kita, Hua itu esa adanya.
�TUHAN� dalam Alkitab berasal dari kata Ibrani yaitu Yahweh atau Yahua. Dan dalam bahasa Arab, �huwa� berarti dia. Adalah menarik ketika di dalam Alkitab banyak disebut bahwa Hua Eloah Ehad, dan di dalam Al-Quran pun Allah Berfirman agar Nabi Muhammad saaw berkata: Huwa Allah Ahad; Dia Allah Yang Esa.