#navbar-iframe { display: none !important; }
'' Dan Mereka Berkata : 'Sekali kali Tidak Akan Masuk Syurga Kecuali Orang - Orang Yahudi Dan Nasrani ' Demikian Hanya Angan - Angan Mereka Yang kosong Belaka Katakanlah: " Tunjukanlah bukti kebenaranmu Jika Kamu Adalah Orang - Orang Yang Benar ( Qs 2 : 111 )

PERNYATAAN ALQUR'AN TERHADAP BIBLE

Ada sejumlah ayat Al-Qur�an yang menginformasikan kepada kita bahwa Taurat dan Injil adalah firman Allah yang diwahyukan kepada Musa dan Isa :

[3:3] Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,

Al-Qur�an juga menyatakan secara gamblang bahwa salinan kedua kitab suci itu ada pada orang-orang Yahudi dan Kristen di Semenanjung Arabia, ketika Al-Qur�an diwahyukan :
 
[5:42] Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong, banyak memakan yang haram. Jika mereka (orang Yahudi) datang kepadamu (untuk meminta putusan), maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari mereka maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu sedikitpun. Dan jika kamu memutuskan perkara mereka, maka putuskanlah (perkara itu) diantara mereka dengan adil, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang adil. [5:43] Dan bagaimanakah mereka mengangkatmu menjadi hakim mereka, padahal mereka mempunyai Taurat yang didalamnya (ada) hukum Allah, kemudian mereka berpaling sesudah itu (dari putusanmu)? Dan mereka sungguh-sungguh bukan orang yang beriman.

[2:113] Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.

[2:44] Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, padahal kamu membaca Al Kitab (Taurat)"Maka tidaklah kamu berpikir"

Namun, Al-Qur�an menyatakan bahwa baik Taurat maupun Injil tidak dapat dipelajari oleh orang-orang awam, termasuk orang-orang yang mengimani kitab-kitab itu. Kitab-kitab itu dikuasai para pemuka agama sebagai bagian dari prestise kedudukan mereka. Dengan demikian, para pemuka agama ini dapat menunjukkan apa yang mereka sukai dari kitab-kitab tersebut dan menyembunyikan bagian-bagian yang tidak sesuai dengan selera mereka. Berikut adalah sebagian dari banyak ayat mengenai masalah ini :

 
[2:140] ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.

[6:91] Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, di kala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia". Katakanlah: "Siapakah yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebahagiannya) dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya, padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui(nya) ?" Katakanlah: "Allah-lah (yang menurunkannya)", kemudian (sesudah kamu menyampaikan Al Quraan kepada mereka), biarkanlah mereka bermain-main dalam kesesatannya.

[3:187] Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi kitab (yaitu): "Hendaklah kamu menerangkan isi kitab itu kepada manusia, dan jangan kamu menyembunyikannya," lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggung mereka dan mereka menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.

[2:159] Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati,

[2:174] Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka siksa yang amat pedih.

[3:71] Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahuinya?


Alasan penyembunyian sebagian isi kitab suci itu adalah karena bagian-bagian tersebut berisi informasi pengutusan Nabi non-Israel, Muhammad SAW, yang agamanya dipandang oleh para pemuka agama Yahudi dan Kristen tidak sesuai dengan kepentingan mereka. Pertama, Para pemuka agama Yahudi dan Kristen melihat dalam agama baru ini suatu ancaman serius terhadap status mereka. Jika mereka menerima kenabian Muhammad SAW, berarti klaim mereka sebagai pemegang otoritas keagamaan tertinggi akan tertolak. Kedua, agama baru ini menunjukkan penyimpangan praktek dan konsep yang telah menjadi bagian dari agama Yahudi dan Kristen. Para pemimpin agama ini telah mendukung penyimpangan itu, dengan mengikuti jalan pendahulu mereka dan bukan jalan para Nabi mereka. Jadi, singkatnya, agama baru ini menyebut para pemuka agama Yahudi dan Kristen sebagai guru-guru palsu agama. Ketiga, agama baru ini tidak memberi Bani Israel status khusus diantara kelompok-kelompok etnis lainnya. Karena alasan-alasan ini, para pemuka agama Yahudi dan Kristen memelopori kampanye untuk mendiskreditkan agama baru itu. Sekarang, mari kita baca beberapa ayat Al-Qur�an yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad secara eksplisit telah disebut dan digambarkan dalam Taurat dan Injil :

 
[2:76] Dan apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata:" Kamipun telah beriman," tetapi apabila mereka berada sesama mereka saja, lalu mereka berkata: "Apakah kamu menceritakan kepada mereka (orang-orang mu'min) apa yang telah diterangkan Allah kepadamu, supaya dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjahmu di hadapan Tuhanmu; tidakkah kamu mengerti?". [2:77] Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan segala yang mereka nyatakan?

[7:157] (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.

[48:29] Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.

[5:15] Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al Kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan Kitab yang menerangkan.

[61:6] Dan (ingatlah) ketika 'Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata."


Umum dikenal bahwa kata �Injil� sama dengan kata Yunani �Euangelion� yang berarti �berita gembira�. Akan tetapi, yang ditunjukkan QS 61:6 adalah bahwa Kitab Suci Isa disebut demikian karena kenyataannya ia membawa �berita gembira� tentang datangnya kerasulan Nabi Muhammad SAW, dan mempertegas Taurat berasal dari Tuhan adalah misi utama Isa. Yang pertama demikian sentral dalam misi Isa sehingga kitab sucinya disebut begitu. Kitab yang namanya berarti �berita gembira tentang Nabi Muhammad SAW� pasti mengandung banyak perincian tentangnya. Dalam banyak ayat, Allah menggambarkan pengutusan Muhammad SAW sebagai �penegas� bahwa Taurat dan Injil bersumber dari Tuhan. Berikut adalah beberapa ayat seperti itu :

 
[4:47] Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat ma'siat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.

[2:91] Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah," mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"


Pesan Nabi Muhammad SAW adalah penegasan terhadap klaim Taurat dan Injil sebagai kitab suci yang berasal dari Allah karena dua alasan utama. Pertama, persamaan yang mencolok antara apa yang disebutkan dalam kitab-kitab suci ini tentang deskripsi Nabi yang lama ditunggu-tunggu dan Nabi Muhammad SAW sebagaimana ditegaskan dalam QS 2:77, QS 7:157, QS 48:29, QS 5:15 sebelumnya. Kedua, Al-Qur�an sendiri disebutkan dan dideskripsikan dalam Taurat dan Injil agar orang-orang yang memiliki akses terhadap kedua kitab suci ini mengakui Kitab Suci yang baru diwahyukan itu :

 
[26:192] Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, [26:193] dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril), [26:194] ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, [26:195] dengan bahasa Arab yang jelas. [26:196] Dan sesungguhnya Al Qur'an itu benar-benar (tersebut) dalam Kitab-kitab orang yang dahulu. [26:197] Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka, bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya?

[2:101] Dan setelah datang kepada mereka seorang Rasul dari sisi Allah yang membenarkan apa (kitab) yang ada pada mereka, sebahagian dari orang-orang yang diberi kitab (Taurat) melemparkan kitab Allah ke belakang (punggung)nya, seolah-olah mereka tidak mengetahui (bahwa itu adalah kitab Allah).

[2:146] Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.


Namun, isi Taurat dan Injil tidak hanya disembunyikan sebagian, tapi juga diubah. Ayat Al-Qur�an menyebutkan perubahan yang dilakukan terhadap kitab-kitab suci terdahulu, yakni sebelum diwahyukannya Al-Qur�an dan sebagian lainnya dilakukan ketika Al-Qur�an diwahyukan :

 
[5:41] Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka:"Kami telah beriman", padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merobah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: "Jika diberikan ini (yang sudah di robah-robah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah". Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.

[4:46] Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata : "Kami mendengar", tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula) : "Dengarlah" sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan) : "Raa'ina", dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan : "Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami", tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.

[2:78] Dan diantara mereka ada yang buta huruf, tidak mengetahui Al Kitab (Taurat), kecuali dongengan bohong belaka dan mereka hanya menduga-duga. [2:79] Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan.

[3:78] Sesungguhnya diantara mereka ada segolongan yang memutar-mutar lidahnya membaca Al Kitab, supaya kamu menyangka yang dibacanya itu sebagian dari Al Kitab, padahal ia bukan dari Al Kitab dan mereka mengatakan: "Ia (yang dibaca itu datang) dari sisi Allah", padahal ia bukan dari sisi Allah. Mereka berkata dusta terhadap Allah sedang mereka mengetahui. [3:79] Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

[2:75] Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?

[5:13] (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu. Mereka suka merobah perkataan (Allah) dari tempat-tempatnya, dan mereka (sengaja) melupakan sebagian dari apa yang mereka telah diperingatkan dengannya, dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit diantara mereka (yang tidak berkhianat), maka maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.


Harus ditekankan disini bahwa sering kali Al-Qur�an menuduh generasi terkemudian mengikuti secara membabi-buta apa yang dilakukan oleh generasi terdahulu. Misalnya, dalam sejumlah ayat, Al-Qur�an menuduh Bani Israel yang sezaman dengan Nabi Muhammad SAW, telah membunuh nabi-nabi terdahulu, meskipun mereka tentu bukan merupakan pembunuh sebenarnya :

 
[2:91] Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Berimanlah kepada Al Qur'an yang diturunkan Allah," mereka berkata: "Kami hanya beriman kepada apa yang diturunkan kepada kami". Dan mereka kafir kepada Al Qur'an yang diturunkan sesudahnya, sedang Al Qur'an itu adalah (Kitab) yang hak; yang membenarkan apa yang ada pada mereka. Katakanlah: "Mengapa kamu dahulu membunuh nabi-nabi Allah jika benar kamu orang-orang yang beriman?"

[2:87] Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mu'jizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?


Dengan kata lain, Bani Israel generasi itu pasti akan mengambil bagian dalam pembunuhan para nabi terdahulu seperti yang dilakukan nenek moyang mereka, jika mereka hidup pada masa itu. Kesimpulannya yang jelas disini adalah bahwa mereka akan membunuh nabi Muhammad SAW, jika mereka berencana melakukannya. Ayat berikut ini menyoroti lebih jauh gaya Al-Qur�an menyamakan generasi belakangan dengan generasi terdahulu, dengan menuduh sebagian mereka ambil bagian dalam tindakan dosa sebelumnya, meskipun dalam hakikatnya mereka tidak melakukan, tapi secara potensial mereka siap melakukannya lagi :

 
[2:118] Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.

[51:52] Demikianlah tidak seorang rasulpun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka, melainkan mereka mengatakan: "Dia adalah seorang tukang sihir atau seorang gila." [51:53] Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu. Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.


Jelaslah, orang-orang Yahudi dan Kristen yang hidup selama berabad-abad dahulu dan orang-orang Yahudi dan Kristen sezaman dengan Nabi Muhammad SAW yang disebutkan Al-Qur�an tidak hanya terbatas pada mereka yang hidup di Semenanjung Arab. Mereka ini juga bisa mencakup orang-orang Yahudi yang hidup dalam periode kapanpun di Palestina atau Mesopotamia dalam pengasingan. Dengan kata lain, pengubahan isi kitab suci ini terjadi dalam berbagai periode sepanjang sejarah oleh para pemuka agama Yahudi dan Kristen yang hidup di pelbagai negeri. Ini juga menunjukkan bahwa perubahan yang dilakukan dalam periode historis yang berbeda memiliki watak yang berbeda. Salah satu bentuk pencemaran bangsa Yahudi terhadap Taurat selama masa Nabi Muhammad SAW, pengubahan itu mencakup juga penambahan teks yang membantu para pemuka agama Bani Israel dalam kampanye menentang agama baru non-Israel itu.

Mari kita ringkasi pandangan Al-Qur�an terhadap sejarah Taurat dan Injil. Kedua kitab suci itu bersumber dari Ilahi dan salinannya masih ada pada orang-orang Yahudi dan Kristen di Semenanjung Arab pada masa Nabi Muhammad SAW. Namun, kitab suci ini tidak dapat diakses oleh semua orang, hanya monopoli pemuka agama mereka saja, sebuah praktek yang mereka pertahankan selama berabad-abad untuk menaikkan prestise mereka. Kontrol terhadap kitab Ilahi ini memudahkan para pemuka agama Yahudi dan Kristen menyembunyikan bagian-bagian autentik dari kitab suci yang memberikan kesasksian terhadap kebenaran Kenabian Muhammad SAW. Mereka enggan mengakui Muhammad SAW karena Nabi baru ini � yang telah disebutkan dan dideskripsikan dalam kitab suci mereka dan sudah lama mereka tunggu-tunggu � membawa pesan yang mengancam kepentingan pribadi mereka.

Al-Qur�an juga menyatakan bahwa selama berabad-abad hingga masa Nabi Muhammad SAW, Taurat dan Injil telah diubah. Proses manipulasi tekstual yang telah berlangsung lama ini pasti menimbulkan versi yang menyimpang dari Taurat dan Injil yang sangat berbeda dari bentuk aslinya. Penjelasan Al-Qur�an tentang perlakuan yang diterima Taurat dan Injil ditangan para pemuka agama selama berabad-abad ini menunjukkan bahwa Pentateukh dan Gospel terlahir sebagai akibat dari intervensi tangan manusia. Namun, kitab-kitab ini tidak dihasilkan secara langsung dengan mengedit Taurat dan Injil. Sebaliknya, kitab-kitab ini ditulis secara bebas oleh orang-orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab Ilahi dalam bentuk kitab tertulis atau/dan tradisi lisan, disamping ajaran-ajaran autentik dari nabi-nabi Israel. Tujuan penyusunan kitab-kitab ini mengharuskan para pemuka agama membuat kitab yang sama sekali berbeda dengan Taurat dan Injil, dan karenanya, tidak dapat dihasilkan semata-mata dengan mengedit taurat dan Injil, tapi harus ditulis secara bebas. Hasil dari semua ini adalah dua kelompok kitab, Pentateukh (lima kitab pertama Perjanjian Lama) menggantikan Taurat dan Gospel (empat kitab pertama Perjanjian Baru) menggantikan Injil, yang memiliki hanya sedikit persamaan, dan tidak signifikan, dengan Taurat dan Injil. Salah satu factor penting yang mempermudah penggantian ini adalah bahwa taurat dan Injil tidak tersedia secara bebas bagi masyarakat. Para pemuka agama Yahudi memulai praktek pembatasan akses terhadap Taurat dan praktek ini ditiru oleh orang Kristen yang menerapkannya pada Injil. Generasi pertama dari kelompok ini adalah orang-orang Yahudi yang telah memeluk agama Kristen dan menjalankan praktek penyumtingan kitab suci.
Pandangan modern dari para sarjana adalah bahwa teks Bibel bukanlah satu kesatuan, tetapi merupakan kombinasi teks-teks dari berbagai zaman yang berbeda dan disatukan oleh orang yang berbeda. Jelaslah sekarang bahwa pandangan yang diterima secara universal ini sangat dekat dengan gambaran Al-Qur�an empat belas abad yang lalu tentang para penyusun Yahudi dan Kristen yang menyembunyikan dan mengubah teks Taurat dan Injil yang pada mulanya diwahyukan Allah, dan menulis dengan tangan mereka sendiri apa yang mereka klaim sebagai kata-kata yang diwahyukan Allah. Jauh sebelum fakta ini diakui dan diterima., Al-Qur�an telah menunjukkan bahwa kitab suci keagamaan yahudi dan Kristen disusun oleh tangan manusia dengan berbagai cara karena sejumlah alasan.

Dikuti dari buku :
Sejarah bangsa Israel, dalam Bibel dan Al-Qur'an, Sebuah Penelitian Islamic Archeology
Dr. Louay Fatoohi dan Prof Sheta Al-Dargazelli
PT. Mizan Pustaka,