#navbar-iframe { display: none !important; }
'' Dan Mereka Berkata : 'Sekali kali Tidak Akan Masuk Syurga Kecuali Orang - Orang Yahudi Dan Nasrani ' Demikian Hanya Angan - Angan Mereka Yang kosong Belaka Katakanlah: " Tunjukanlah bukti kebenaranmu Jika Kamu Adalah Orang - Orang Yang Benar ( Qs 2 : 111 )

PARA ILMUAN YANG TAK AKAN RAGU DENGAN KEBENARAN ISLAM.

Ada bermacam sebab.
Ada yg karena
penelitiannya, ada yg
memandang Islam dari segi
hak asasi manusia, adapula
yang melihat kecocokan
dalam ide dan pemikiran.
Masing-masing punya gairah
dan catatan tersendiri.
Rasionalisasi yg mereka dapatkan dari ajaran Islam
membulatkan tekad mereka
untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Jalan terjal
dn berliku dalam
menemukan Islam menjadi
hikmah yang bisa diteladani.

Pencarian mereka akan
kebenaran hakiki menarik disimak.
Pakar kelautan
Jacques Costeau, misalnya.

Suatu saat ia melakukan
penelitian di Samudera
Atlantik. Ketika Samudera
Atlantik bertemu dengan Laut
Tengah, muncullah rasa
kagum pada ilmuwan yang
terkenal lewat film 'The Living
Sea' ini. Air dari kedua lautan
itu ternyata tidak bercampur.
Penasaran, Costeau pun
menyelidiki, mencari
penyebabnya. Seharusnya,
massa air dari kedua lautan
itu bercampur karena sama-
sama mengandung garam.
Tapi nyatanya tidak, bahkan
masing-masing mempunyai
sifat dan kandungan yang
berbeda. Pikirannya buntu
karena tidak mendapatkan
jawaban.

KOMENTAR TOKOH DUNIA
TENTANG SURAH ARRAHMAN

Suatu hari ia menanyakan
fenomena tersebut kepada Dr. Maurice Bucaille. Dengan
senang, pakar Islam itu
menjawab bahwa AlQuran
telah menyebutkannya dalam
surah ArRahman ayat 19-20,
"Dia membiarkan dua lautan
mengalir dan keduanya
bertemu. Diantara keduanya
seolah ada batas yang tidak
bisa dilampaui masing-
masing". Mendapat jawaban
ini, Costeau pun masuk Islam.
Lain halnya dengan Cat
Stevens. Penyanyi pop era
1970-an ini masuk Islam
karena membaca AlQuran.

Suatu hari ia mendapat
AlQuran dari salah seorang
saudaranya. Cat Stevens yang
penasaran dan ingin tahu lalu
membacanya. Ketika itulah ia
menemukan kebenaran dan
kedamaian, dan tak lama
kemudian iapun memeluk
Islam, kemudian berganti
nama menjadi Yusuf Islam.
Bahkan kini ia menjadi salah
seorang pemimpin bagi kaum
muslimin di Inggris.

Walhasil, banyaknya tokoh
dari masyarakat Barat yang
menjadi muslim semata-mata
lantaran pencarian mereka
akan KEBENARAN SEJATI.
Mereka mencari aspek
spiritualisme dari Islam, bukan
Islam sebagai agama atau
doktrin. Apalagi, sudah lama
masyarakat Barat jenuh
terhadap 'doktrin' masyarakat
modern yang cenderung
kurang manusiawi.
Bisa dimaklum jika kini
perkembangan Islam di Barat
cukup signifikan. Bahkan
setelah Tragedi 11 September
yang meruntuhkan menara
kembar World Trade Centre di
New York, Islam justru tampil
sebagai primadona dalam
berbagai diskusi. Dan
belakangan, warga
Barat pun
berbondong-
bondong memeluk
Islam.

Tak salah apa yg
pernah ditulis oleh sejarawan
terkemuka Arnold Toynbee
dlm bukunya Civilization of
Trial, "Peradaban kosmopolit
Barat modern saat ini di
dominasi oleh dua unsur,
kesadaran ras dn alkohol.
Dalam memerangi dua unsur
itu tampaknya roh Islam
berpeluang membuktikan
keampuhannya. Bahkan jika
diterima, Islam akan menjadi
ukuran moral dan nilai sosial
yang tinggi"

PENGAKUAN ILMUWAN
BARAT TENTANG NABI
MUHAMMAD

Keutamaan akhlak
Muhammad SAW tdak
diragukan lagi. Kejujuran,
sopan santun, budi pekerti,
dan kesabaran yg luar biasa
membuat orang tertegun dan
mencintainya. Tak hanya umat
Islam, para pemikir dan
ilmuwan Barat yang non-Muslim juga banyak mengakui
keutamaan akhlak Muhammad sebagai manusia
sempurna dan berpengaruh
sepanjang sejarah dunia.

Michael Hart,
peneliti Amerika
beragama Kristen
dalam buku The
100, Most Ranking
of the Most
Influential Persons
in History (Seratus
Tokoh Paling
Berpengaruh dalam
Kehidupan Manusia
Sepanjang Sejarah)

Menempatkan Nabi Muhammad SAW sebagai org
pertama yg
paling berpengaruh.

Menurut Hart, Muhammad
adalah satu-satunya org
yang berhasil mutlak dalam
bidang agama dan dunia.
Beliau adalah pemimpin
politik, militer, dan agama
yang telah wafat 14 abad
silam namun pengaruhnya
tetap eksis hingga sekarang,
bahkan sampai akhir zaman.

“Beliau berhasil mendirikan
kerajaan terbesar yg
pernah didirikan dalam sejarah,”

Hart.Dr
Gernier, ilmuwan yang masuk
Islam setelah membaca ayat-
ayat al-Qur’an berkaitan
dengan ilmu kedokteran,
kesehatan dan fisika,
mengatakan:

“Muhammad
telah membawa kebenaran
yang jelas dan sempurna
sebelum para ilmuwan
mencapainya di zaman
modern.”

Kebenaran itu
adalh al-Qur’an.

Sementara itu Tolstory,
cendekiawan dan penulis
besar Rusia, menilai
Muhammad patut
mendapatkan penghargaan,
penghormatan dan
pengagungan. Karena beliau
adalah pembimbing besar
yang mengabdi kepada
kemanusiaan.

Beliau
menunjukkan manusia kepada
cahaya kebenaran, serta
mengarahkan mereka untuk
condong kepada perdamaian
dan mencegah pertumpahan
darah.

Roger Garaudy, penulis dan
pemikir modern menuturkan,

Islam adalah agama yang
menyerbak karena akhlak,
hukum-hukum dan teladan
mulia yang disebarkan Nabi
Muhammad.

Ia menukil sabda Rasulullah:
“Tidaklah seseorang dari
kamu beriman, sehingga ia
mencintai saudaranya seperti
ia mencintai dirinya sendiri.”

Garaudy pun menjadi Muslim
setelah melewati perjalanan
panjang mendalami agama-agama, dan menemukan Islam sebagai yang terbaik.

Thomas Carlyle, pemikir dan
ilmuwan Inggris, telah
menelusuri pemikiran dan
kejujuran para tokoh dunia
dalam semua bidang. Risetnya
ini ia tuangkan dalam On
Heroes and Hero Worship.

Saat membahas tentang Islam
ia menulis, misi yang dibawa
Muhammad adalah lampu
penerang bagi berjuta-juta
manusia selama 14 abad.

“Adakah lelaki pendusta yang
dapat menciptakan sebuah
agama lalu menyiarkannya,
seperti Islam?

Misi yang
dibawa Muhammad adalah
kebenaran, dan suara yang
keluar dari dirinya adalah
suara penuh kejujuran,”

tulisnya. Begitulah besarnya
pengaruh Rasulullah dalam
mengilhami para pemikir dan
ilmuwan itu menuju
kebenaran. Walau banyak
yang menyanjung
kemuliaannya, ia tak pernah
bangga atau sombong.

Kecintaannya kepada umat
juga tak pernah pupus. Ketika
ajal menjemput, ia beberapa
kali menyebut:“
(umatku,
umatku, umatku)

WaAllahu Alam