#navbar-iframe { display: none !important; }
'' Dan Mereka Berkata : 'Sekali kali Tidak Akan Masuk Syurga Kecuali Orang - Orang Yahudi Dan Nasrani ' Demikian Hanya Angan - Angan Mereka Yang kosong Belaka Katakanlah: " Tunjukanlah bukti kebenaranmu Jika Kamu Adalah Orang - Orang Yang Benar ( Qs 2 : 111 )

SIAPA BILANG JESUS MATI DI TIANG SALIB (MISTERY KAIN KAFAN TURIN MEMBUKTIKAN JESUS TIDAK MATI DI TIANG SALIB)

tahun 1969, Professor
Max Frie, seorang ahli
kriminologi yg termasyhur
dn menjabat Direktur
Laboratorium Kepolisian
Zurich, telah memeriksa“Kain
Kafan” dari Turin untuk
meneliti serbuk-serbuk yg
melekat padanya.

Setelah bertahun-tahun
mengadakan penganalisaan
secara seksama dan teliti
dengan menggunakan
peralatan modern mutakhir,
akhirnya dapat menemukan
gambaran yg mendetail
mengenai sejarah dan asal-
usul Kain Kafan tersebut.
Khususnya dia telah
menemukan benih-benih yang
sangat kecil yg terdiri dari
biji-bijian yg sudah
memfosil.

Setelah mengadakan
pengujian secara teliti,
ternyata biji-bijian tersebut
berasal dari tumbuh-
tumbuhan yg hanya
terdapat di Palestina saja
sekitar 20 abad yang lampau.

Dari hasil penemuan ini dia
kini tidak ragu-ragu lagi akan
keaslian Kain Kafan tersebut
yang juga kain itu membawa
bekas biji-bijian dari
tumbuhan-tumbuhan di daerah
sekitar Constantinople dan
Laut Tengah.

Biji-bijian yg
terdiri dari limabelas macam
tumbuh-tumbuhan yg
berlainan telah ditemukan
juga di Kain Kafan itu, yakni,
enam berasal dari daerah
Palestina,

SATU dari daerah
Constantinople, sedangkan
yg DELAPAN macam lagi
berasal dari daerah sekitar
Laut Tengah.

Kesimpulan dari hasil
penelitian tersebut yg
dimulai tahun 1969 dan atas
perintah Gereja, dicatat oleh
suatu press telah disebarkan
permulaan tahun 1976
mengatakan:

“Setelah diadakan penelitian
selama tujuh tahun mengenai
Kain Kafan yg membungkus
tubuh (Kristus), banyak para
sarjana mendapat kesimpulan
bahwa Yesus telah dibawa ke
makam dalam keadaan MASIH HIDUP.

Para ahli menguatkan
pernyataan itu, bahwa Kain
Kafan Suci yang disimpan di
Turin tersebut diselimutkan ke
tubuh orang yang disalib,
yakni, yg menderita itu
sungguh sama seperti apa
yang diderita oleh Yesus,
tetapi dinyatakan bahwa,
orang yg disalib itu tidak
mati di kayu salib, melainkan
dikemakamkan sewaktu ia
masih hidup.

Dua puluh
delapan noda darah di kain itu
membuktikan hal ini.
Para peneliti tersebut
meyakinkan kita bahwa mayat
yang dibungkus kain kafan
pasti tak akan mengalirkan
darah semacam itu. Yesus
dikemakamkan dalam
keadaan masih hidup, jika
tidak, maka pasti ada Yesus
yang kedua dan ia telah sama-
sama menderita menghadapi
sakaratul maut”

Mengenai catatan-catatan
Kain Kafan Turin tersebut
kembali ke abad sembilan,
ketika itu berada di
Yerusalem. Pada abad
keduabelas ada di
Constatinople, dan pada tahun
1474, setelah dalam waktu
yang singkat ada di Belgia,
kain itu menjadi milik Rumah
Keselamatan.
Kain itu pernah rusak
terbakar pada tahun 1532 dan
tiga tahun kemudian
dipindahkan ke Turin. Dari
tahun 1536 sampai 1578
dipindahkan ke Vercelli, lalu
ke Milan, lalu ke Nice dan
kembali lagi ke Vercelli,
kemudian ke Chambrey,
kemudian dikembalikan lagi
ke Turin pada tahun 1706
(yang selama tahun itu kain
tersebut pernah dipindahkan
ke Jenewa dalam waktu yang
tidak lama)

Pada tahun 1946,
Hubert II dari Bala
Keselamatan mempercayakan
Kain Kafan itu kepada Uskup
di Turin untuk dirawat, tetapi
tanpa diserahkan dengan baik
kepada si pemilik Kain itu.
Foto-foto pertama dari Kain
Kafan itu diperoleh pada
tahun 1898. Foto-foto resminya
telah diambil oleh G. Enrie
pada tahun 1931 ketika
penelaahan kain itu dimulai.
Ukuran Kain Kafan tersebut
adalah: Lebar 3 kaki 7 inchi
(110 cm) dan panjang 14 kaki 3
inchi (436 cm).

Menurut pendapat Mr. Ricci,
seorang ahli tehnik di Vatikan,
tapak tubuh yang membekas
di Kain Kafan tersebut
menunjukkan tubuh yang
berukuran tinggi 5 kaki 4 inchi
(162 cm).

Namun Proffesor
Lorenzo Ferri, seorang ahli
pemahat patung dari Roma,
telah mengukur panjang tubuh
yang diselimuti kain itu yaitu
hampir 6 kaki 2 inchi (187 cm)

Kain Kafan itu juga
menambah lengkapnya bukti
dimana tombak yang
digunakan prajurit Romawi
untuk menguji apakah Yesus
sudah wafat atau belum, ia
menancap dan jatuh dari
tubuh beliau. Bekas-bekas
darah menunjukkan, bahwa
tombak menembus dada
sebelah kanan, di antara
tulang rusuk yang kelima dan
keenam dan menerobos ke
sebelah atas lengan kiri dan
membuat sudut 20 derajat.

Oleh sebab itu, tombak
tersebut lewat dekat jantung
tetapi tidak melukainya,
“darah dan air” yang
dinyatakan dalam Injil Yahya
(19:34) memberikan bukti
kepada kita, bahwa darah itu
mengalir dari luka dan bukan
dari jantung.

INI MENUNJUKAN bahwa
jantung masih tetap berdenyut
sekalipun lemah, dan
karenanya Yesus masih tetap
hidup.

Namun Paulus mencatat dan
menjadikan doktrin, bahwa
Yesus mati disalib dan
kemudian bangkit kembali,
dan doktrin inilah yang
diperkuat oleh Gereja Kristen.
Oleh sebab inilah, hasil-hasil
penelitian Kain Kafan Turin
membuat Gereja dalam
keadaan serba sulit.

Akibatnya pada tanggal 30 Juni
1960, Paus John XXII
mengeluarkan maklumat yang
dicetak koran Vatikan:
“L’Osservatore Romano” pada
tanggal 2 Juli, dengan judul:
“Keselamatan Sempurna
Tubuh Yesus Kristus”.
Dalam hal ini Paus
menyatakan kepada para
Uskup Katolik yang mengakui
dan menyebarkan berita-
berita ini, bahwa keselamatan
sempurna umat manusia
adalah akibat langsung dari
darah Yesus Kristus, dan
kematiannya akhirnya
tidaklah dianggap penting.



Keterangan:
---------------

1. Sage adalah sejenis
tumbuhan rerumputan yang
berdaun hijau keabu-abuan
dan suram warnanya,
digunakan untuk
mengharumkan makanan.
(Oxford Advanced Learner’s
Dictionary of Current English).

2. Verbena adalah sejenis
tumbuhan rerumputan yang
terdapat di banyak taman-
taman, mempunyai beraneka
warna bunga. (Kamus, idem, -
penerjemah)

Wassalam